TUGAS II
SOFT SKILL SEMESTER II
Pengertian
Resiko (risk) adalah suatu akibat yang harus diterima oleh manajer dalam melakukan pengambilan keputusan, terutama dalam penerapannya di lapangan.
Ketidakpastian (Uncertainty) adalah suatu keadaan dimana pengambilan keputusan terbaik yang telah ditetapkan oleh manajer apakah akan membawa perubahan yang baik atau tidak bagi perusahaan.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah bagian kunci dari kegiatan manajer, yang memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan, yang menyangkut perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
Usaha Penanggulangan
Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan harus dilakukan melalui usaha penanggulangan, yaitu bahwa pengambilan keputusan harus direncanakan terlebih dahulu (programmed decision), menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang, dan setiap organisasi memiliki kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan berbagai macam cara yang tidak perlu diambil.
Proses Langkah Pengambilan Keputusan
Terdiri dari :
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manager menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah, bukan penyebab yang mendasar. Caranya, manajer secara sistematis menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan atau perubahan dari yang biasanya terjadi, dan berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. Para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus memiliki informasi cukup untuk merumuskan berbagai macam penyelesaian.
3. Pengembangan Berbagai Alternatif
Disini dikenal istilah konsep pemuasan (satisfy concept) oleh Herbert Simon, artinya bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang ideal atau sempurna.
4. Evaluasi Berbagai Alternatif
Setelah manajer mengembangkan berbagai alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas yang ada di dalamnya. Efektivitas dapat diukur dengan dua cara, yaitu apakah alternatif realistic bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan jalan pintas terbaik seringkali menjadi kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan. Disini, berbagai peralatan modern telah dikembangkan untuk mengukur dan memilih bermacam-macam alternatif.
6. Implementasi Keputusan
Biasanya menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah, disini, manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya alam yang diperlukan serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Hal ini akan memudahkan manajer dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan
Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi keputusan dilaukan dengan lancar dan akan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.
Analisa Antrian
Proses Antrian
Karena hampir semua sistem ekonomi dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya yang relatif terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk, komponen produk atau kertas kerja sedang menunggu untuk dilayani. Garis tunggu ini disebut antrian. Ia yang berkembang karena fasilitas pelayanan ini relatif mahal untuk dipakai. Misalnya, truk menunggu di tempat pemuatan, langganan di supermarket menunggu di meja kasir, permintaan telepon pada switch-board, daftar pesanan yang masuk ke gudang dan lain-lain. Teori antrian memungkinkan pembuatan suatu keputusan yang akan menyeimbangkan atau meminimumkan total biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena individu harus menunggu untuk dilayani. Model antrian akan memberi perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari berbagai macam perubahan dalam sistem yang bersangkutan. Jadi, teori antrian merupakan peralatan sistem pengelolaan secara menguntungkan bagi organisasi yang mempunyai masalah garis tunggu. Jadi, proses antrian adalah tahap pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajer yang melalui beberapa langkah sebagai berikut :
1. melayani terlebih dulu individu baik pimpinan maupun bawahan untuk dirundingkan jalan keluar terbaiknya seperti apa.
2. mempertimbangkan setiap masukan yang datang dari bawahan maupun pimpinan apakah pantas untuk diberikan langsung pengambilan keputusan atau tidak.
3. karena tugas manajer adalah pelaksana dari pemilik perusahaan atau pimpinan, setelah perancangan keputusan tersebut disetujui maka ia harus segera mengambil keputusan.
4. setelah keputusan tersebut diambil olehnya, dan melibatkan semua bawahannya, maka iapun sebagai manajer harus siap menanggung akibat baik maupun akibat buruk dari pengambilan keputusan yang telah diterapkan di perusahaan.
Struktur Dasar
Masalah-masalah antrian (garis tunggu) menyangkut perancangan berbagai fasilitsa untuk memenuhi permintaan akan pelayanan, yang biasanya dipecahkan dengan teori antrian, tetapi untuk masalah-masalah kompleks, diperlukan teknik-teknik simulasi.
Struktur dasar antrian terdiri dari orang-orang, komponen, produk dan kertas kerja yang sedang menunggu untuk dilayani (masalah akntnsi).
Kerangka Keputusan Masalah Antrian
Disebut dengan model garis tunggu (waiting-line model), yang dikembangkan untuk membantu para manajer memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang paling dapat diterima. Model antrian akan memberikan perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari berbagai manipulsai dalam sistem yang bersangkutan.
Kerangka keputusan masalah antrian terdiri dari :
1. Penentuan panjang garis tunggu oleh manajer.
2. Perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari perubahan yang terjadi dalam suatu sistem.
3. Penerapan dari teori antrian, yaitu memungkinkan suatu pengambilan keputusan dapat menguntungkan perusahaan.
4. Pengendalian biaya-biaya yang tidak perlu dalam melakukan pengambilan keputusan.
Analisa CPM/PERT
Analisa network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengawasan dan penjadwalan (scheduling) proyek-proyek yang relative kompleks dan tidak rutin. Dua jenis model network yang terkenal adalah Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method). Kedua model tersebut sangat mirip, tetapi PERT banyak digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program-program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM banyak digunakan untuk proyek-proyek konstruksi. Kedua peralatan ini sangat membantu dalam meminimumkan penundaan, kemacetan dan konflik pelaksanaan proyek.
Analisa Persediaan
Analisa persediaan merupakan cara yang dilakukan oleh manajer dalam menangani masalah-masalah persediaan dengan cara :
1. Penggunaan berbagai teknik riset operasi untuk memecahkan masalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan produk dalam suatu perusahaan.
2. Memutuskan berapa jumlah stok barang atau stok bahan baku yang masih tersedia.
3. Memutuskan berapa saja jumlah stok barang yang masih harus dijual kepada pelanggan.
4. Menyeimbangkan kebutuhan untuk memenuhi permintaan langganan dengan kebutuhan untuk menekan biaya-biaya pemesanan dan penyimpanan.
Kegunaan persediaan barang adalah untuk memenuhi kebutuhan akan barang yang akan dijual kepada pelanggan di hari-hari berikutnya sehingga tidak perlu lagi memproduksi dalam jumlah banyak dan permintaan pelanggan pun akan cepat untuk terpenuhi dengan baik.
Sifat persediaan adalah dapat dinilai dengan harga perolehannya. Dalam hal-hal tertentu, persediaan dapat dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan. Cara penilaian dan metode penetapan harga pokok dalam persediaan harus dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Macam-macam Metode Persediaan (garis besarnya saja)
1. First In First Out (FIFO)
Adalah metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang semula dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali, sehingga persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
2. Last In First Out (LIFO)
Adalah metode penetapan harga pokok persediaaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang terakhir dibeli akan merupakan barang yang akan dijual pertama kali. Dalam metode ini, persediaan akhir akan dinilai dengan harga pokok pembelian semula.
3. Average Method (Metode Rata-rata)
Adalah metode harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan digunakan untuk menilai harga pokok barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan.
4. Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)
Merupakan metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam periode sebelumnya, antara laba bruto dan harga jual.
5. Metode eceran (retained method)
Adalah metode penetapan harga taksiran berdasarkan atas hubungan yang terdapat dalam tahun berjalan antara harga pokok dengan harga jual.
Analisis Keuangan Perusahaan
Analisa neraca dan laba-rugi
Terdiri dari :
1. Perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah metode untuk mengetahui tendensi (kenaikan atau penurunan) daripada keadaan keuangannya, apakah tetap, naik, atau turun.
3. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statements, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
5. Analisa sumber dan penggunaan kas, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
Analisa rasio likuiditas
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya.
Ruang lingkup analisa rasio likuiditas :
1. Kewajiban keuangan yang berhubugan dengan pihak luar perusahaan (kreditor).
2. Kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan).
Analisa rasio solvabilitas
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya, sebaliknya apabila tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable.
Dalam hubungannya antara likuiditas dan solvabilitas, ada 4 (empat) kemungkinan keadaan yag dapat dialami perusahaan :
1. Perusahaan yang likuid dan solvable
2. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
3. Perusahaan yang ilikuid dan insolvable
4. Perusahaan yang ilikuid tetapi solvable
Analisa rasio keuntungan
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Keuntungan suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Maka laba atau profit perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Profitabilitas atau tingkat laba perusahaan dapat diukur dengan :
1. perbandingan antara laba-usaha dengan seluruh modal yang digunakan. (rentabilitas ekonomis)
2. perbandingan antara laba yang tersedia khusus untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut. (rentabilitas/profitabilitas modal sendiri)
Tingkat pengembalian investasi (Return On Investment)
Adalah analisa yang memiliki peranan penting dan digunakan oleh pemilik atau pimpinan perusahaan untuk mengukur efektiitas dari keseluruhan operasi perusahaan. RoI sendiri adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapan mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktia yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai laba.
Rasio ini menghubungkan laba yang didapat dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets).
Besarnya RoI dipengaruhi oleh :
1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
2. Profit margin, yaitu besarnya laba operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat laba yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya
Analisa Break Event Point (BEP)
Adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa ini, akan mudah diketaui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Untuk dapat menentukan tingkat BEP, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output, tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil hasil produksi, maka biaya tetap akan semakin besar. Biaya tidak tetap atau variabel cost adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap.
Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam praktek biasanya merupakan masalah yang mudah. Jenis biaya semi variabel atau semi tetap dalam analisa BEP perlu dihitung dengan pendekatan grafis dan pendekatan matematis.
Analisa kredit
Adalah analisa yang digunakan dalam hal pemberian kredit terhadap nasabah oleh bank. Aspek-aspek analisa kredit terdiri dari :
1. Aspek umum
Dalam hal ini, yang diteliti adalah masalah bentuk, nama, dan alamat perusahaan; susunan manajemen; bidang usaha; keterangan tentang jumlah pegawai; kebangsaan; bank langganan; dan bagan organisasi.
2. Aspek ekonomi
Dalam hal ini, meliputi pemasaran dan keadaan harga; persaingan; jumlah penjualan; cara penjualan; taksiran permintaan dan sebagainya.
3. Aspek teknik
Dalam hal ini meliputi bahan baku dan penolong yang dibutuhkan; tanah dan tempat pabrik; bangunan; tahap produksi; perincian mesin dan peralatan; jumlah produksi; tersedianya tenaga kerja; dan sebagainya.
4. Aspek yuridis
Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, terutama masalah perijinan usaha.
5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja
Terdiri dari manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap susunan kesejahteraan masyarakat setempat; jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan; sektor lain yang diutamakan oleh pemerintah.
6. Aspek keuangan
Terdiri dari :
a. Neraca dan Laporan Rugi-Laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencana penerimaan dan pengeluaran kas (Cash Budget)
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
g. Rencana angsuran kredit (repayment schedule)
SOFT SKILL SEMESTER II
Pengertian
Resiko (risk) adalah suatu akibat yang harus diterima oleh manajer dalam melakukan pengambilan keputusan, terutama dalam penerapannya di lapangan.
Ketidakpastian (Uncertainty) adalah suatu keadaan dimana pengambilan keputusan terbaik yang telah ditetapkan oleh manajer apakah akan membawa perubahan yang baik atau tidak bagi perusahaan.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah bagian kunci dari kegiatan manajer, yang memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan, yang menyangkut perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
Usaha Penanggulangan
Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan harus dilakukan melalui usaha penanggulangan, yaitu bahwa pengambilan keputusan harus direncanakan terlebih dahulu (programmed decision), menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang, dan setiap organisasi memiliki kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan berbagai macam cara yang tidak perlu diambil.
Proses Langkah Pengambilan Keputusan
Terdiri dari :
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Para manager menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah, bukan penyebab yang mendasar. Caranya, manajer secara sistematis menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan atau perubahan dari yang biasanya terjadi, dan berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. Para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus memiliki informasi cukup untuk merumuskan berbagai macam penyelesaian.
3. Pengembangan Berbagai Alternatif
Disini dikenal istilah konsep pemuasan (satisfy concept) oleh Herbert Simon, artinya bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang ideal atau sempurna.
4. Evaluasi Berbagai Alternatif
Setelah manajer mengembangkan berbagai alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas yang ada di dalamnya. Efektivitas dapat diukur dengan dua cara, yaitu apakah alternatif realistic bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan jalan pintas terbaik seringkali menjadi kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan. Disini, berbagai peralatan modern telah dikembangkan untuk mengukur dan memilih bermacam-macam alternatif.
6. Implementasi Keputusan
Biasanya menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah, disini, manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya alam yang diperlukan serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Hal ini akan memudahkan manajer dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan
Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi keputusan dilaukan dengan lancar dan akan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.
Analisa Antrian
Proses Antrian
Karena hampir semua sistem ekonomi dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya yang relatif terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk, komponen produk atau kertas kerja sedang menunggu untuk dilayani. Garis tunggu ini disebut antrian. Ia yang berkembang karena fasilitas pelayanan ini relatif mahal untuk dipakai. Misalnya, truk menunggu di tempat pemuatan, langganan di supermarket menunggu di meja kasir, permintaan telepon pada switch-board, daftar pesanan yang masuk ke gudang dan lain-lain. Teori antrian memungkinkan pembuatan suatu keputusan yang akan menyeimbangkan atau meminimumkan total biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena individu harus menunggu untuk dilayani. Model antrian akan memberi perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari berbagai macam perubahan dalam sistem yang bersangkutan. Jadi, teori antrian merupakan peralatan sistem pengelolaan secara menguntungkan bagi organisasi yang mempunyai masalah garis tunggu. Jadi, proses antrian adalah tahap pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajer yang melalui beberapa langkah sebagai berikut :
1. melayani terlebih dulu individu baik pimpinan maupun bawahan untuk dirundingkan jalan keluar terbaiknya seperti apa.
2. mempertimbangkan setiap masukan yang datang dari bawahan maupun pimpinan apakah pantas untuk diberikan langsung pengambilan keputusan atau tidak.
3. karena tugas manajer adalah pelaksana dari pemilik perusahaan atau pimpinan, setelah perancangan keputusan tersebut disetujui maka ia harus segera mengambil keputusan.
4. setelah keputusan tersebut diambil olehnya, dan melibatkan semua bawahannya, maka iapun sebagai manajer harus siap menanggung akibat baik maupun akibat buruk dari pengambilan keputusan yang telah diterapkan di perusahaan.
Struktur Dasar
Masalah-masalah antrian (garis tunggu) menyangkut perancangan berbagai fasilitsa untuk memenuhi permintaan akan pelayanan, yang biasanya dipecahkan dengan teori antrian, tetapi untuk masalah-masalah kompleks, diperlukan teknik-teknik simulasi.
Struktur dasar antrian terdiri dari orang-orang, komponen, produk dan kertas kerja yang sedang menunggu untuk dilayani (masalah akntnsi).
Kerangka Keputusan Masalah Antrian
Disebut dengan model garis tunggu (waiting-line model), yang dikembangkan untuk membantu para manajer memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang paling dapat diterima. Model antrian akan memberikan perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari berbagai manipulsai dalam sistem yang bersangkutan.
Kerangka keputusan masalah antrian terdiri dari :
1. Penentuan panjang garis tunggu oleh manajer.
2. Perkiraan tentang berbagai kemungkinan hasil dari perubahan yang terjadi dalam suatu sistem.
3. Penerapan dari teori antrian, yaitu memungkinkan suatu pengambilan keputusan dapat menguntungkan perusahaan.
4. Pengendalian biaya-biaya yang tidak perlu dalam melakukan pengambilan keputusan.
Analisa CPM/PERT
Analisa network adalah suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengawasan dan penjadwalan (scheduling) proyek-proyek yang relative kompleks dan tidak rutin. Dua jenis model network yang terkenal adalah Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method). Kedua model tersebut sangat mirip, tetapi PERT banyak digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program-program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM banyak digunakan untuk proyek-proyek konstruksi. Kedua peralatan ini sangat membantu dalam meminimumkan penundaan, kemacetan dan konflik pelaksanaan proyek.
Analisa Persediaan
Analisa persediaan merupakan cara yang dilakukan oleh manajer dalam menangani masalah-masalah persediaan dengan cara :
1. Penggunaan berbagai teknik riset operasi untuk memecahkan masalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan produk dalam suatu perusahaan.
2. Memutuskan berapa jumlah stok barang atau stok bahan baku yang masih tersedia.
3. Memutuskan berapa saja jumlah stok barang yang masih harus dijual kepada pelanggan.
4. Menyeimbangkan kebutuhan untuk memenuhi permintaan langganan dengan kebutuhan untuk menekan biaya-biaya pemesanan dan penyimpanan.
Kegunaan persediaan barang adalah untuk memenuhi kebutuhan akan barang yang akan dijual kepada pelanggan di hari-hari berikutnya sehingga tidak perlu lagi memproduksi dalam jumlah banyak dan permintaan pelanggan pun akan cepat untuk terpenuhi dengan baik.
Sifat persediaan adalah dapat dinilai dengan harga perolehannya. Dalam hal-hal tertentu, persediaan dapat dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan. Cara penilaian dan metode penetapan harga pokok dalam persediaan harus dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Macam-macam Metode Persediaan (garis besarnya saja)
1. First In First Out (FIFO)
Adalah metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang semula dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali, sehingga persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
2. Last In First Out (LIFO)
Adalah metode penetapan harga pokok persediaaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang terakhir dibeli akan merupakan barang yang akan dijual pertama kali. Dalam metode ini, persediaan akhir akan dinilai dengan harga pokok pembelian semula.
3. Average Method (Metode Rata-rata)
Adalah metode harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan digunakan untuk menilai harga pokok barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan.
4. Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)
Merupakan metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam periode sebelumnya, antara laba bruto dan harga jual.
5. Metode eceran (retained method)
Adalah metode penetapan harga taksiran berdasarkan atas hubungan yang terdapat dalam tahun berjalan antara harga pokok dengan harga jual.
Analisis Keuangan Perusahaan
Analisa neraca dan laba-rugi
Terdiri dari :
1. Perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah metode untuk mengetahui tendensi (kenaikan atau penurunan) daripada keadaan keuangannya, apakah tetap, naik, atau turun.
3. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statements, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
5. Analisa sumber dan penggunaan kas, adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
Analisa rasio likuiditas
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya.
Ruang lingkup analisa rasio likuiditas :
1. Kewajiban keuangan yang berhubugan dengan pihak luar perusahaan (kreditor).
2. Kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan).
Analisa rasio solvabilitas
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya, sebaliknya apabila tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable.
Dalam hubungannya antara likuiditas dan solvabilitas, ada 4 (empat) kemungkinan keadaan yag dapat dialami perusahaan :
1. Perusahaan yang likuid dan solvable
2. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
3. Perusahaan yang ilikuid dan insolvable
4. Perusahaan yang ilikuid tetapi solvable
Analisa rasio keuntungan
Adalah analisa yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Keuntungan suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Maka laba atau profit perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Profitabilitas atau tingkat laba perusahaan dapat diukur dengan :
1. perbandingan antara laba-usaha dengan seluruh modal yang digunakan. (rentabilitas ekonomis)
2. perbandingan antara laba yang tersedia khusus untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut. (rentabilitas/profitabilitas modal sendiri)
Tingkat pengembalian investasi (Return On Investment)
Adalah analisa yang memiliki peranan penting dan digunakan oleh pemilik atau pimpinan perusahaan untuk mengukur efektiitas dari keseluruhan operasi perusahaan. RoI sendiri adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapan mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktia yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai laba.
Rasio ini menghubungkan laba yang didapat dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets).
Besarnya RoI dipengaruhi oleh :
1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi
2. Profit margin, yaitu besarnya laba operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat laba yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya
Analisa Break Event Point (BEP)
Adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa ini, akan mudah diketaui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
Untuk dapat menentukan tingkat BEP, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output, tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil hasil produksi, maka biaya tetap akan semakin besar. Biaya tidak tetap atau variabel cost adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap.
Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam praktek biasanya merupakan masalah yang mudah. Jenis biaya semi variabel atau semi tetap dalam analisa BEP perlu dihitung dengan pendekatan grafis dan pendekatan matematis.
Analisa kredit
Adalah analisa yang digunakan dalam hal pemberian kredit terhadap nasabah oleh bank. Aspek-aspek analisa kredit terdiri dari :
1. Aspek umum
Dalam hal ini, yang diteliti adalah masalah bentuk, nama, dan alamat perusahaan; susunan manajemen; bidang usaha; keterangan tentang jumlah pegawai; kebangsaan; bank langganan; dan bagan organisasi.
2. Aspek ekonomi
Dalam hal ini, meliputi pemasaran dan keadaan harga; persaingan; jumlah penjualan; cara penjualan; taksiran permintaan dan sebagainya.
3. Aspek teknik
Dalam hal ini meliputi bahan baku dan penolong yang dibutuhkan; tanah dan tempat pabrik; bangunan; tahap produksi; perincian mesin dan peralatan; jumlah produksi; tersedianya tenaga kerja; dan sebagainya.
4. Aspek yuridis
Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, terutama masalah perijinan usaha.
5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja
Terdiri dari manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap susunan kesejahteraan masyarakat setempat; jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan; sektor lain yang diutamakan oleh pemerintah.
6. Aspek keuangan
Terdiri dari :
a. Neraca dan Laporan Rugi-Laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencana penerimaan dan pengeluaran kas (Cash Budget)
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
g. Rencana angsuran kredit (repayment schedule)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar