NAMA ; FAJAR NURHAPIZ
KLS : 1DB23
NPM : 32110559
TUGAS NOM : 3
- EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Berdasarkan titik pangkal analisisnya cara
pandang tentang bermacam teori manajemen dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu analisis
institusional dan analisis aksi sosial. Analisis
institusional yang bertolak dari ‘organisasi’ telah
melahirkan cara pandang instrumental. Hal ini
memang sesuai dengan istilah ‘organisasi’ yang
berasal dari kata organon yang artinya alat. Cara
pandang instrumental melihat ‘organisasi’ sebagai
alat untuk mencapai tujuan bersama. Pemikirpemikir
dalam kelompok cara pandang instrumental
berusaha menginvestigasi ‘apa yang dilakukan
anggota organisasi dalam kehidupan organisasinya
dan mencoba menciptakan resep-resep bagi manajer
untuk menjalankan organisasi dalam mencapai
tujuannya’.1,2 Diskursus dalam cara pandang
instrumental selalu berkaitan dengan “what managers
should do in the organization”, karena bertolak dari
‘organisasi’, pemikir dalam cara pandang
instrumental menggunakan asumsi bahwa
organisasi sudah ada sebelum aksi anggotanya (preexistent),
tidak tergantung, bebas, dan bukan produk
dari aksi anggotanya. Cara pandang ini melihat atau
berasumsi bahwa aksi manajer bersifat netral,
rasional, dapat direncanakan, dan bebas dari
kepentingan individu manajer.2
Dalam kelompok cara pandang instrumental
meliputi beberapa subkelompok teori yang
membentuk ‘spektrum’ yang sangat luas3 misalnya,
telah membagi cara pandang instrumental ini ke
dalam 25 jenis cara pandang (teori). Namun
demikian, dalam rangka memudahkan pemetaan
dan pemahaman, tulisan ini membagi cara pandang
instrumental ke dalam empat kelompok besar teori,
yaitu teori manajemen klasik (rasional), manajemen
kemanusiaan (human relation theories), manajemen
sistem organik, dan manajemen kontijensi.1,2 Disiplin
ilmu yang mendukung kelompok cara pandang ini
adalah management science, administrasi, ekonomi,
psikologi, matematik, statistik, dan disiplin lainnya
dalam kelompok ‘ilmu objektif’. Sebagian besar
diskursus ilmu-ilmu manajemen yang diajarkan
masuk dalam kategori ini. Selanjutnya pembahasan
tentang cara pandang instrumental ini akan diuraikan
pada subjudul tersendiri.
Dengan menggunakan axioma terbalik seperti
teka-teki mana yang lebih dahulu: ayam
TEORI MANEJEMEN KLASIK
Frederick W.Taylor dikenal sebagai
bapak manajemen ilmiah. Dennnga menggunakan studi waktu-dan-gerak ia mencari cara yang terbaik bagi pekerja pabrik baja Amerika untuk melakukan kerja kasar, seperti menyekop batubara. Dengan mempelajari besar kecilnya ukuran sekop untuk material yang berbeda besarnya, ia dapat meningkatkan produktivitas pekerja dari 16 menjadi 59 ton/hari. Taylor percaya bahwa dengan memaksimalkan produktivitas akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi karyawan. Manajemen dengan cepat berubah menjadi manajemen ilmah. Namun, satu persatu buruh menentangnya karena hal ini dianggap tidak berperikemanusiaan. Standar Penampilan. Perhatian Taylor ditujukan pada tingkat pekerja dalam organisasi. Ia menganjurkan penggunaan standar penampilan, yaitu pencapaian tingkat produktivitas pekerja yang diharapkan. Walaupun bukan dalam wilayah kerja Taylor, gagasan standarnya ini dapat diterapkan juga dalam manajemen. Jika pekerja dan manajer memenuhi standarnya, maka perusahaan akan dapat mencapai tujuannya. Tujuan adalah suatu yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi. Standar adalah ukuran penampilan yang jika dipenuhi, akan menghasilkan tujuan yang dicanangkan. Sebagai contoh tujuan penyejuk ruangan atau AC adalaaah untuk kenyamanan manusia. Sedangkan standart adalah setting pengaturan udara yang membuat ketetapan suhu yang diterima. Tujuan perusahaan dan unitnya cenderung berupa statement yang luas dan umum. Standar dapat ditetapkan dalam perusahaan, unit organisasinya, dan bahkan pada tiap karyawannya.
- TEORI PERILAKU
Motivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).
Mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain menyerah? Mengapa ada sejumlah siswa yang bekerja untuk menyenangkan guru, yang lain berupaya mendapatkan nilai yang baik, dan sementara itu ada yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dan sementara itu ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan mereka? Mengkaji penguatan yang telah diterima dan kapan penguatan itu diperoleh dapat memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, namun pada umumnya akan lebih mudah meninjaunya dari sudut motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Penghargaan (Reward) dan Penguatan (Reinforcement)
Suatu alasan mengapa penguatan yang pernah diterima merupakan penjelasan yang tidak memadai untuk motivasi karena motivasi belajar manusia itu sangat kompleks dan tidak bebas dari konteks (situasi yang berhubungan). Terhadap binatang yang sangat lapar kita dapat meramalkan bahwa makanan akan merupakan penguat yang sangat efektif. Terhadap manusia, meskipun ia lapar, kita tidak dapat sepenuhnya yakin apa yang merupakan penguat dan apa yang bukan penguat, karena nilai penguatan dari penguat yang paling potensial sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor pribadi dan situsional.
Penentuan Nilai dari Suatu Insentif
Ilustrasi berikut menunjukkan poin penting: nilai motivasi belajar dari suatu insentif tidak dapat diasumsikan, karena nilai itu dapat bergantung pada banyak faktor (Chance, 1992). Pada saat guru mengatakan “Saya ingin kamu semua mengumpulkan laporan buku pada waktunya karena laporan itu akan diperhitungkan dalam menentukan nilaimu,” guru itu mungkin mengasumsikan bahwa nilai merupakan insentif yang efektif untuk siswa pada umumnya. Tetapi bagaimanapun juga sejumlah siswa dapat tidak menghiraukan nilai karena orang tua mereka tidak menghiraukannya atau mereka memiliki catatan kegagalan di sekolah dan telah mengambil sikap bahwa nilai itu tidak penting. Apabila guru mengatakan kepada seorang siswa, “Pekerjaan yang bagus! Saya tahu kamu dapat mengerjakan tugas itu apabila kamu mencobanya!” Ucapan ini dapat memotivasi seorang siswa yang baru saja menyelesaikan suatu tugas yang ia anggap sulit namun dapat berarti hukuman (punishment) bagi siswa yang berfikir bahwa tugas itu mudah (karena pujian guru itu memiliki implikasi bahwa ia harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas itu). Seringkali sukar menentukan motivasi belajar siswa dari perilaku mereka karena banyak motivasi yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku. Kadang-kadang suatu jenis motivasi jelas-jelas menentukan perilaku, tetapi pada saat yang lain, ada motivasi lain yang berpengaruh (mempengaruhi) terhadap perilaku belajar siswa.
- teori kuatitatif
Riset operasi merupakan suatu metode ilmiah yang memanfaatkan ilmu antardisiplin agar dapat menyajikan hubungan-hubungan fungsional yang kompleks, seperti model matematik, untuk keperluan pengambilan keputusan secara kuantitatif dan tidak termasuk masalah baru untuk analisis kuantitatif.
Riset operasi tidak hanya merupakan pengambilan keputusan model untuk memecahkan masalah, tetapi juga memberikan sumbangan untuk pengambilan keputusan bagi manajer pada tingkat bawah, menengah, dan atas. Dalam dunia bisnis dan pemerintahan, riset operasi dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Buku Materi Pokok (BMP) ini terdiri dari 9 (sembilan) modul yang disusun berdasarkan analisis instruksional sehingga lebih memudahkan Anda dalam mempelajari BMP ini. Setelah Anda mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diharuskan untuk mengerjakan latihan dan tes formatif yang ada di bagian akhir kegiatan belajar sehingga Anda dapat memahami setiap materi dengan baik.
Setelah mempelajari BMP ini, Anda diharapkan mampu untuk mengetahui perkembangan riset operasi dan menerapkan model-model serta metode-metode pada riset operasi untuk pengambilan keputusan bisnis.
Berikut adalah susunan modul beserta pembahasannya.
Modul 1 : Pengenalan Riset Operasi. Modul ini membahas tentang perkembangan riset operasi, bidang ilmu manajemen yang berkaitan dengan pertumbuhan ilmu riset operasi, pendekatan sistem sebagai salah satu ciri riset operasi, perkembangan teori sistem, komponen sistem yang terdapat pada pendekatan sistem, karakteristik pendekatan sistem, permodelan dalam riset operasi, dan model simulasi dalam riset operasi.
Modul 2 : Pemetaan Kognisi. Modul ini membahas tentang perumusan masalah sebagai tahapan pertama dalam setiap upaya pemecahan masalah, sejarah pemetaan kognisi, cara kerja pemetaan kognisi, dan peran peta kognisi dalam riset operasi.
Modul 3 : Analisis Probabilitas. Modul ini membahas tentang manfaat teori probabilitas, ruang lingkup teori keputusan, dan metode-metode yang diterapkan dalam pengambilan keputusan.
Modul 4 : Analisis Pengambilan Keputusan. Modul ini membahas tentang model pengambilan keputusan dalam lingkungan pasti dan tidak pasti, pengambilan keputusan dengan menggunakan bantuan pohon keputusan, dan teori chaos serta implikasinya dalam pengambilan keputusan.
Modul 5 : Program Linear. Modul ini membahas tentang perkembangan program teknik linear, peran program linear dalam proses pengambilan keputusan, perumusan program linear dalam proses pengambilan keputusan dalam bentuk grafik dan aljabar, serta penerapan metode simpleks.
Modul 6 : Persediaan. Modul ini membahas tentang konsep dan persoalan serta alat analisisnya, seperti Economic Qrder Quantity (EOQ), pentingnya persediaan, jenis-jenis persediaan, biaya persediaan, model Economic Order Quantity dan variasinya, model diskon kuantitas (diskon harga), serta penentuan Titik Pemesanan kembali serta Stok Pengaman.
Modul 7 : Teori Antrian. Modul ini membahas tentang konsep antrian dalam konteks pengambilan keputusan dan mengaplikasikan pemahamannya tentang model-model antrian dalam praktik bisnis sehari-hari.
Modul 8 : Analisis Jaringan. Modul ini membahas tentang konsep jaringan, pengembangan jaringan proyek/pekerjaan PERT/ CPM, dan metode jalur kritis (CPM) dan teknik evaluasi dan review (PERT).
Modul 9 : Teori Permainan. Modul ini membahas tentang konsep teori permainan, teori permainan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, dan teori permainan dalam bentuk matriks permainan.
Demikian semua materi-materi yang ada dalam BMP ADBI4530/Riset Operasi. Untuk itu, diharapkan mahasiswa nantinya dapat memiliki kompetensi untuk menerapkan model-model dan metode riset operasi dalam pengambilan keputusan bisnis dan keseluruhan aspek yang terkait dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL 1: PENGENALAN RISET OPERASI
Kegiatan Belajar 1 :
Perkembangan Riset Operasi
Perkembangan riset operasi tidak lepas dari perkembangan ilmu manajemen pada umumnya. Sebagaimana ilmu manajemen pada umumnya, riset operasi berkembang dari dukungan berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu sosial hingga ilmu keteknikan. Riset operasi menfokuskan diri pada upaya pencapaian optimasi sumber daya dengan metode kuantitatif. Walaupun demikian metode kuantitatif yang dibangun tidak serta merta mengabaikan sama sekali pertimbangan dari sisi metode kualitatif seperti pendekatan sistem dan tim.
Riset operasi banyak bertautan dengan beberapa bidang ilmu lain. Beberapa pihak bahkan menganggap telah terjadi tumpangsuh (overlapping) antara riset operasi dengan beberapa disiplin ilmu tersebut, seperti manajemen, ilmu komputer, statistik, rekayasa sistem, dan rekayasa industri.
Pemahaman riset operasi sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu yang berkaitan tersebut, antara lain bidang ilmu manajemen dan teknik dan manajemen industri.
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sistem (System Thinking)
Cara pandang atau cara berpikir berwawasan sistem adalah cara pandang yang menganggap bahwa suatu sistem permasalahan tidak bisa dipisahkan atas komponen-komponen pembentuknya. Pendekatan sistem memandang bahwa tiap komponen sistem bersifat saling mempengaruhi sehingga upaya untuk memahami suatu sistem permasalahan hendaklah juga melihat keterkaitan antarkomponen secara menyeluruh. Pemodelan suatu sistem juga harus mengacu pada keterkaitan antarkomponen ini. Model yang terbangun haruslah merepresentasikan komponen-komponen penting dalam suatu sistem permasalahan.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer